Sejarah Kejayaan Indonesia di Thomas Cup – Sejarah kejayaan Indonesia di Thomas Cup merupakan bagian tak terpisahkan dari catatan emas bulu tangkis dunia. Sejak kejuaraan beregu putra paling bergengsi ini digelar pada 1949, Indonesia telah menjelma menjadi salah satu kekuatan utama. Dominasi Merah Putih tak hanya membanggakan, tapi juga membuktikan kekuatan sistem pembinaan bulu tangkis nasional yang menghasilkan banyak legenda dunia.
Sejarah Kejayaan Indonesia di Thomas Cup

Sejarah Kejayaan Indonesia di Thomas Cup
1. Apa Itu Thomas Cup?
Thomas Cup adalah kejuaraan dunia beregu putra dalam cabang olahraga bulu tangkis, yang diselenggarakan oleh Badminton World Federation (BWF) setiap dua tahun sekali. Negara yang menang akan menyimpan trofi Thomas Cup dan membawa kebanggaan sebagai tim putra terbaik di dunia.
2. Indonesia dan Debut di Thomas Cup
Indonesia pertama kali mengikuti Thomas Cup pada edisi 1958 dan langsung mencuri perhatian. Kejayaan dimulai saat Indonesia meraih gelar pertama pada tahun 1958 di Singapura, mengalahkan Malaya (sekarang Malaysia) di partai final.
Skuad Legendaris 1958:
-
Tan Joe Hok
-
Ferry Sonneville
-
Lie Po Djien
-
Olich Solichin
Kemenangan ini menandai dimulainya dominasi panjang Indonesia di kancah Thomas Cup.
3. Masa Keemasan: 1958–1979
Indonesia merajai Thomas Cup selama dua dekade lebih. Dari 1958 hingga 1979, tim putra Indonesia berhasil memenangkan 8 dari 10 edisi yang digelar. Indonesia dikenal dengan barisan pemain teknikal dan penuh semangat juang.
Gelar yang Diraih:
-
1958 (Singapura)
-
1961 (Jakarta)
-
1964 (Tokyo)
-
1970 (Kuala Lumpur)
-
1973 (Jakarta)
-
1976 (Bangkok)
-
1979 (Jakarta)
4. Era Emas 1990-an
Indonesia kembali menunjukkan dominasi besar di era 1990-an. Puncaknya terjadi saat Indonesia memenangkan 5 gelar berturut-turut dari 1994 hingga 2002—rekor yang belum dikalahkan hingga kini.
Skuad Ikonik:
-
Hariyanto Arbi
-
Ardy B. Wiranata
-
Joko Suprianto
-
Rexy Mainaky / Ricky Subagja
-
Tony Gunawan / Candra Wijaya
Final-legendaris:
-
1996 di Hong Kong: Mengalahkan Denmark dengan skor 5-0
-
2002 di Guangzhou: Kemenangan dramatis atas Malaysia
5. Gelar Terakhir dan Masa Penantian
Setelah kejayaan 2002, Indonesia memasuki masa paceklik gelar Thomas Cup. Meskipun tetap menjadi tim unggulan dan sering mencapai semifinal, Indonesia kerap kalah di babak final, terutama dari Tiongkok dan Jepang.
Namun, harapan kembali menyala saat Indonesia menjuarai Thomas Cup 2020 (digelar Oktober 2021 di Aarhus, Denmark) setelah mengalahkan Tiongkok di partai final dengan skor meyakinkan 3-0.
Pahlawan Thomas Cup 2020:
-
Anthony Sinisuka Ginting
-
Jonatan Christie
-
Fajar Alfian / Muhammad Rian Ardianto
-
Kevin Sanjaya / Marcus Gideon
6. Catatan Prestasi Indonesia di Thomas Cup
Tahun | Tuan Rumah | Hasil Indonesia |
---|---|---|
1958 | Singapura | Juara |
1961 | Indonesia | Juara |
1964 | Jepang | Juara |
1970 | Malaysia | Juara |
1973 | Indonesia | Juara |
1976 | Thailand | Juara |
1979 | Indonesia | Juara |
1994 | Indonesia | Juara |
1996 | Hong Kong | Juara |
1998 | Hong Kong | Juara |
2000 | Malaysia | Juara |
2002 | Tiongkok | Juara |
2020 | Denmark | Juara |
Total: 14 gelar Thomas Cup – menjadikan Indonesia sebagai negara terbanyak peraih gelar juara hingga saat ini.
7. Kunci Keberhasilan Indonesia
-
Pembinaan Jangka Panjang: Regenerasi yang konsisten lewat pelatnas PBSI.
-
Kekuatan Ganda Putra: Sektor paling andal dalam menyumbang poin.
-
Semangat Bertanding: Dikenal dengan mental baja dan semangat pantang menyerah.
-
Dukungan Masyarakat: Antusiasme rakyat Indonesia memberi motivasi luar biasa kepada atlet.
8. Harapan Masa Depan
Dengan munculnya pemain muda bertalenta seperti Chico Aura, Leo/Daniel, dan perkembangan strategi kepelatihan yang lebih modern, harapan untuk mempertahankan dan menambah gelar Thomas Cup tetap tinggi. Misi mempertahankan trofi di edisi selanjutnya akan menjadi tantangan besar sekaligus pembuktian kekuatan generasi baru Merah Putih.
Kesimpulan
Sejarah kejayaan Indonesia di Thomas Cup adalah cermin keunggulan bulu tangkis nasional dan semangat juang yang tak pernah padam. Dari masa ke masa, tim putra Indonesia telah membuktikan bahwa dengan kerja keras, pembinaan yang kuat, dan tekad tinggi, Merah Putih bisa terus menjadi yang terbaik di panggung dunia.